Minggu, 23 Februari 2014

Laporan Manajemen Usaha Tani

I. PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Indonesia dalam perekonomian dunia saat ini masuk dalam kategori negara yang sedang berkembang. Kondisi ini dipicu oleh banyak faktor antara lain kemiskinan, pendidikan rendah dan lain sebagainya. Banyak pertanyaan yang muncul mengapa Indonesia tidak dapat menjadi salah satu negara maju. Jika kita melihat sumberdaya yang dimiliki Indonesia baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, seharusnya Indonesia memiliki potensi yang besar. Selain itu juga mempunyai kekayaan alamnya  sangat melimpah dan lahannya yang sangat subur. Ini lah salah satu faktor kemiskinan yang terjadi di Indonesia bahwa masyarakat belum bisa mengelola usahatani dengan baik dan belum bisa memperoleh hasil yang maksimal.
Lebih dari 65 persen jumlah penduduk negara-negara berkembang tinggal secara permanen, bahkan turun-temurun di perdesaan, sedangkan penduduk negara-negara maju yang tinggal di desa kurang dari 27 persen. Demikian pula halnya dengan angkatan kerja, sekitar 58 persen angkatan kerja di negara-negara berkembang mencari nafkah di sektor pertanian, sedangkan negara maju hanya 5 persen. Dalam konteks ini Indonesia belum bisa meninggkatkan taraf hidup rakyat, sedangkan negara-negara lain yang dikategorikan sebagai negara maju telah menyempurnakan kehidupan masyarakatnya.
Berlangsungnya proses industrialisasi telah mengubah kegiatan ekonomi berbasis sumber daya hayati dari sekedar bentuk pertanian primer menjadi suatu sektor pertanian modern dan besar yang dinamakan sektor agribisnis. Kata lain sektor agribisnis sebagai  bentuk modern dari pertanian primer yang mencakup empat subsistem yaitu subsistem agribisnis hulu (upstream agribusiness), yaitu kegiatan ekonomi yang menghasilkan dan memperdagangkan sarana produksi pertanian primer seperti bibit, pupuk dan lain sebagainya, subsistem usahatani (on-farm agribusisness), subsistem agribisnis hilir (downstream agribusiness) yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah hasil pertanian primer menjadi produk olahan dan subsistem jasa layanan pendukung seperti lembaga keuangan, transportasi, penyuluhan dan lain-lain.
Masalah-masalah yang dihadapi dalam usahatani sebagai berikut,
1.     Kurangnya informasi harga
2.    Aspek teknologi
3.    Perubahan harga
4.    Meningkatnya jumlah produsen
5.    Menurunnya lahan pertanian
6.    Menurunnya harga
7.    Perubahan iklim
8.    Meningkatnya kerusakan lingkungan dan perubahan iklim global
9.    Ketebatasan akses petani terhadap permodalan dan masih tingginya suku bunga usahatani dll.
PT. Kepurun Pawana Indonesia (PT. KPI) adalah badan usaha (perseroan) swasta nasional, afiliasi Yayasan Pendidikan & Kesejahteraan PT. PLN (PERSERO) yang berdiri di Yogyakarta, 28 Oktober 1997. Berdirinya PT. KPI didasarkan pada pemikiran dan kenyataan potensi alam dan sumber daya manusia tanah air Indonesia yang begitu besar serta kondusif bagi usaha pertanian, peternakan dan perikanan, namun belum dikelola secara optimal, sehingga didirikannya PT. KPI disamping dimaksudkan untuk mengelola serta mengembangkan secara optimal potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Indonesia melalui usaha-usaha pertanian, peternakan dan perikanan dengan mengacu pada sistem yang baik dan benar yang akan memberikan hasil optimal demi kesejahteraan. Di PT. KPI telah diadakan praktikum  mata kuliah Manajemen Usahatani pada hari Selasa 4 Juni 2013.



 

B.  Permasalahan
Permasalahan yang perlu dibahas dalam Praktikum Manajemen Usahatani mencakup pengelolaan usahatani dan pemasaran produk usahatani. Permasalahan dalam Praktikum Manajemen Usahatani antara lain :
1.    Bagaimana tahap-tahap proses usahatani di Kepurun Pawana Indonesia?
2.    Bagaimana cara menganalisa biaya dan pendapatan usahatani di Kepurun Pawana Indonesia?
3.    Bagaimana sistem penetapan harga dan  pemasaran produk usahatani di Kepurun Pawana Indonesia?
4.    Bagaimana cara mengelola usahatani di Kepurun Pawana Indonesia?
C. Tujuan dan Kegunaan Praktikum
1.    Tujuan
Tujuan dari Praktikum Manajemen Usahatani mengenai pengelolaan dan analisa usahatani adalah:
a.    Mengetahui tahap-tahap proses usahatani di Kepurun Pawana Indonesia.
b.    Mengetahui cara menganalisa biaya dan pendapatan usahatani di Kepurun Pawana Indonesia.
c.    Mengetahui  sistem penetapan harga dan pemasaran produk pertanian di Kepurun Pawana Indonesia.
d.   Mengetahui cara mengelola usahatani di Kepurun Pawana Indonesia.
2.    Kegunaan
Kegunaan Praktikum Manajemen Usahatani adalah meliputi kegunaan bagi Kepurun Pawana Indonesia, Fakultas Pertanian UNS, Mahasiswa, dan pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan Praktikum Manajemen Usahatani yaitu:
a.    Bagi Mahasiswa Fakultas Pertanian UNS, sebagai persyaratan dalam menempuh mata kuliah Manajemen Usahatani pada semester II.
b.    Bagi Kepurun Pawana Indonesia, memperkenalkan KPI kepada mahasiswa agar mahasiswa hasil praktikum diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dari mahasiswa mengenai penyelesaian masalah Manajemen Usahatani dan cara mengatasi hambatan usahatani pada perusahaan.
c.    Bagi Fakultas Pertanian UNS, hasil praktikum ini diharapkan dapat mendukung kelengkapan dalam penerapan mata kuliah Manajemen Usahatani dalam pendidikan bidang pertanian.
d.    Bagi pihak terkait lainnya, hasil praktikum diharapkan dapat memberikan solusi hambatan dalam Manajemen Usahatani produk pertanian.



 
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.  Manajemen Usahatani
Sektor usahatani merupakan bidang usaha yang sejak lama mempunyai peranan yang cukup besar bagi perekonomian negara. Berbagai komoditas seperti sawit, teh, kopi, dan lain-lain. Sayang komuditas lain seperti hortikultura belum mampu dikembangkan secara baik. Selain itu juga masalah teknis karena terbatasnya sumber daya. Kelangkaan sumber pembiayaan bagi sektor usahatani seperti ini diakui oleh derektorat pembiayaan, Ditjen Bina Sarana pertanian. Bagi pengusaha di sektor usahatani yang ingin meluaskan usahanya, peluang untuk mendapatkan biaya masih terbuka lebar. Tidak hanya terbatas pada lembaga keuangan dan perbankan saja, tetapi banyak pengusaha usahatani yang berhasil mengembangkan usahanya melalui perorangan atau para calon pembeli produknya. Bahkan adapula yang berhasil menghimpun dana masyarakat yang cukup besar (Downey,1992).
Sebelum melakukan kegiatan usahatani perlu dilakukan analisis modal atau pembagian, yaitu beberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan tanah (biaya membeli atau sewa lahan), membiayai produksi (seperti bibit, tenaga kerja, pupuk, dan pasca panen). Analisis ini dapat diketahui besarnya modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan bisnis dan besarnya kekurangan modal yang tidak bisa dipenuhi dari kas pribadi atau perusahaan. Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki sebaik-baiknya. Dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 2006).
Usahatani adalah suatu kegiatan mengusahakan dan mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan, tenaga kerja, dan modal sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Usahatani merupakan cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan, penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan pendapatan semaksimal mungkin. Petani berusaha keras dalam mengerjakan lahan olahanya dididampingi pemerintah sebagai tempat menggantungkan modal usaha (Suratiyah, 2006).
Biaya usaha tani dibedakan menjadi Biaya tetap (fixed cost) biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Beberapa biaya tetap adalah sewa tanah, pajak, alat pertanian, dan iuran irigasi Biaya tidak tetap (variable cost), biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh, seperti biaya saprodi (tenaga kerja, pupuk, pestisida, dan bibit). Biaya ini dapat berubah sewaktu-waktu menurut penggunaan dan komoditas yang ditanam (Sukirno, 2003).
Menurut Rahmi (2011) biaya eksplisit (explicit cost) adalah pengeluaran-pengeluaran yang berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan seperti upah tenaga kerja luar keluarga (TKLK), pengadaan semua benih/bibit, pupuk, obat-obatan, dan lain-lain. Hasil akhir dari suatu produksi dalam pertanian atau lainnya dapat bervariasi disebabkan oleh perbedaan kualitas yang dihasilkan, bila kualitas produk itu baik berarti usahatani tersebut dilaksanakan dengan baik dan sebaliknya bila usahatani yang dilakukan tidak baik maka kualitas produk yang dihasilkan juga tidak baik. Semua pengolahan tergantung kepada setiap petani yang mengolah hasil pertanian tersebut (Dwi, 2011).
B.  Bayam Merah
Bayam (Amaranthus spp. L) termasuk jenis sayuran daun yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena sayuran ini banyak mengadung vitamin dan mineral.  Ada tiga jenis bayam yang biasanya ditanami petani yaitu Amaranthus tricolor, Amaranthus dubius dan Amaranthus cruentus. Amaranthus tricolor termasuk jenis bayam cabut berbatang merah (bayam merah) atau hijau keputih-putihan.  Amaranthus dubius termasuk jenis bayam petik yang tumbuhnya tegak dan berdaun lebar. Daunnya berwarna hijau tua dan ada pula berwarna kemerah-merahan. Amaranthus cruentus termasuk jenis bayam cabut dan juga bisa dipetik. Jenis bayam ini tumbuh tegak, berdaun besar berwarna hijau keabu-abuan (Rukmana, 2000).
Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam, yaitu:
1.    Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri – ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih-putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih.
2.    Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri – ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar – lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:
a.    Hybridus caudatus L. memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau kemerah–merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.
b.    Hibridus paniculatus L. mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar-besar pada ketiak daun. Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu varietas giri hijau, giti merah, maksi, raja, betawi, skop dan hijau  
(Dalimartha, 2002)
            Penciptaan kondisi lingkungan yang baik bagi pertumbuhan tanaman bayam dapat dilakukan dengan menanam di bawah naungan waring (paranet). Paranet sebagai naungan dimaksudkan untuk mengurangi intensitas cahaya mata  hari menjadi 70 dan 40%. Menurut Branchini, tanaman bayam menghendaki kondisi lingkungan cahaya matahari yang banyak (sunny) tetapi tidak terlalu terbuka (exposed). Sementara itu, faktor kultur teknik yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pertumbuhan dan kualitas hasil bayam adalah penggunaan zat pengatur tumbuh. Zat pengatur tumbuh adalah senyawa organik selain zat hara yang dalam konsentrasi rendah mampu mempengaruhi proses fisiologis tanaman (Arifin, 2007)
            Hama, penyakit dan gulma yang menyerang pada tanaman bayam, seperti serangga ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia), gejala daun berlubang-lubang dengan pengendalian pestisida/cukup, menggoyangkan tanaman seperti serangga kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.), gejala daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian pestisida/cukup dengan menggoyangkan tanaman. Serangga tungau (Polyphagotarsonemus latus), gejala daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian pestisida/cukup dengan menggoyangkan tanaman. Serangga lalat (Liriomyza sp.), gejala daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian pestisida/cukup dengan menggoyangkan tanaman. Penyakit yang menyerang rebah kecambah, penyebabnya cendawan Phytium sp. gejala menginfeksi batang daun maupun batang daun. Penyebab cendawan Rhizoctonia sp. gejala adanya bercak-bercak putih. Pengendalian sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah. Karat putih, penyebab cendawan Choanephora sp. gejala menginfeksi batang daun dan daunnya. Pengendalian sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah. Jenis gulma rumput-rumputan, alang-alang. Ciri-ciri tumbuh mengganggu tanaman budidaya. (Marwoto, 2008).
Khasiat dari bayam secara umum adalah dapat meningkatkan kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Akar bayam merah berkhasiat sebagai obat disentri. Bayam merah kurang popular dibanding bayam hijau, meskipun kaya akan gizi. Dalam bayam merah terdapat vitamin A, B1, B2, C, dan niasin, juga mineral seperti zat besi, kalsium, mangan, dan fosfor. Mengandung banyak serat dan di dalam daunnya terdapat karotein, klorofil, dan saponin. Pada batangnya ditemukan alkaloid, flavonoid, dan polifenol. Bayam selain digunakan sebagai sayuran pelengkap hidangan juga mempunyai banyak manfaat dan khasiat,termasuk bayam merah (Blitum rubrum). Bayam jenis ini mempunyai ciri-ciri tinggi batang 0.4 – 1 meter dan bercabang, batang lemah dan berair, daun bertangkai, berbentuk bulat telur, lemas, panjang 5-8 cm, ujung tumpul, pangkal runcing serta berwarna merah (Soepardi, 2008).


III. HASIL PENGAMATAN
Komoditas                  : Bayam Merah
Luas garapan lahan     : 500 m2
A.  Pengguanaan Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja dapat diketahui dengan cara menghitung setiap kegiatan masing-masing komoditas yang diusahakan kemudian dijumlah untuk seluruh usahatani. Kebutuhan tenaga kerja berdasarkan jumlah tenaga kerja keluarga yang tersedia dibandingkan dengan kebutuhannya. Berdasarkan penghitungan maka jika terjadi kekurangan maka memenuhinya dapat berasal dari tenaga luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja di PT. KPI dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Penggunaan Tenaga Kerja
Uraian
Tenaga Kerja
Jumlah
Jam / hari
∑ Hari kerja
Upah (Rp)
Pria
Wanita
1.   Pengolahan tanah
3
-
4
2
75.000
2.    Penanaman
3
-
2
2
37.500
3.   Pemupukan
a.    Pemupukan  I
b.    Pemupukan II

3
3

-
-

2
2

1
1

18.750
18.750
4.   Pemeliharaan
a.    Pemeliharaan I
b.    Pemeliharaan II

3
3

-
-

8
8

2
2

150.000
150.000
5.   Pengendalian hama
0
-
0
0
0
6.    Pengairan
a.    Pengairan I
b.    Pengairan II

2
2

-
-

2
2

25
25

312.500
312.500
7.    Pemanenan
3
-
3
1
28.125
8.    Pengangkutan
0
-
0
0
0
Jumlah
25
-
33
61
1.103.125
Sumber : Data primer
Keterangan   :         1 hari (HKP)               = 8 jam
                             Upah per HKW           = Rp –
                             Upah per HKP            = Rp 25.000


9
 
 
Upah TK Pengolahan Tanah          = (jam/harixhari kerja) x jumlah x 25.000
                                                                                     8
                                                                 = (4x2) x 3 x 25.000
                                                                       8
                                                                 = 1 x 3 x 25.000
                                                                 = Rp 75.000,-
B.  Penggunaan Sarana Produksi
Sarana produksi merupakan salah satu bahan untuk meningkatkan hasil produksi seoptimal mungkin. Sarana produksi pertanian terdiri atas bahan yang meliputi benih, pupuk, pestisida, zat pengatur tubuh dan lain-lain. Penggunaan sarana produksi dapat diketahui dengan cara menghitung setiap kegiatan masing-masing komoditas yang diusahakan kemudian dijumlah untuk seluruh usahatani. Penggunaan sarana produksi di PT. KPI dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Penggunaan sarana produksi dan biaya sarana produksi
Uraian
Penggunaan
Total
Fisik
Harga satuan (Rp)
1.   Benih
1 kg
450.000
450.000
2.    Pupuk kandang
750 kg
600
450.000
3.    Abu
20 kg
200
4.000
4.   Pestisida organik
0 kg
0
0
5.   Lain – lain
4 pack
25.000
100.000
Jumlah
775
475.800
1.004.000
Sumber : Data primer
Benih = 1 kg x 450.000 = Rp 450.000,-
C.  Penggunaan Sarana Lain-lain
Dasar pengenaan pajak dalam PBB adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP). NJOP ditentukan berdasarkan harga pasar per wilayah dan ditetapkannya setiap tahun oleh menteri keuangan. Penggunaan sarana lain-lain di PT. KPI dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Penggunaan sarana lain - lain
Uraian
Rp/Tahun
1.    Pajak tanah
17.000
Jumlah
17.000
Sumber : Data primer
Pajak per musim tanam =  = Rp 1417,-
D.  Biaya Penyusutan
Biaya sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu output tertentu. Pengorbanan tersebut dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan. Namun biaya penyusutan tidak selalu dipikir oleh kebanyakan pengelola industri, padahal biaya penyusutan adalah salah satu aspek yang harus dihitung dalam analisi usahatani. Tabel biaya penyusutan peralatan di PT. KPI dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Biaya penyusutan peralatan
Alat
Jumlah
Nilai awal (Rp)
Nilai akhir (Rp)
Umur Ekonomis
Penyusutan / unit / tahun
Total penyusutan / tahun
Penyusutan / musim tanam
1.     Cangkul
3
40.000
8.000
5 Tahun
6.400
19.200
1.600
2.     Gembor
3
30.000
6.000
6 Tahun
4.000
12.000
1.000
3.     Screen House
1
1.400.000
200.000
6 Tahun

200.000
16.667
Sumber : Data primer
Cangkul
Penyusutan per tahun                     = Nilai awal- nilai akhir
                                                                     Umur ekonomis
                                                                 =       40.000,00 – 8000,00
                                                                                         5
                                                                 =       32.000,00
                                                                             5
                                                                 = Rp 6.400,00
Total Penyusutan per tahun            = Penyusutan/unit/tahun x jumlah
                                                                 =  6.400,00 x 3
                                                                 = Rp 19.200,-
Penyusutan/ tahun musim tanam    = Total penyusutan/tahun
                                                                             Lama musim
                                                                 =     19200,00
                                                                             12
                                                                 = Rp 1.600,-
E.  Produksi dan Pendapatan
Produksi Total                                = 700 kg
Harga persatuan                             = Rp 12.000.-
 Penerimaan                                    = Produksi Total x Harga Persatuan
                                                           = 700 kg x Rp 12.000,00
                                                           = Rp 8.400.000,-













 

 

IV. PEMBAHASAN
A.   Gambaran Umun Perusahaan
1.    Sejarah Perusahaan
PT. Kepurun Pawana Indonesia  bertempat dan berkedudukan di desa Kepurun, kecamatan Manisrenggo, kabupaten Klaten, Jawa Tengah, bergerak menjalankan usaha dibidang agribusiness dan agroindustries yang meliputi usaha-usaha pertanian, peternakan, perikanan dan dalam operasi usahanya mengacu pada system dan manajemen agribusiness. Berdirinya PT. KPI didasarkan pada pemikiran dan kenyataan potensi alam dan sumber daya manusia tanah air Indonesia yang begitu besar serta kondusif bagi usaha pertanian, peternakan dan perikanan, namun belum dikelola secara optimal sehingga didirikannya PT. KPI disamping dimaksudkan untuk mengelola serta mengembangkan secara optimal potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia Indonesia, melalui usaha-usaha pertanian, peternakan dan perikanan dengan mengacu pada sistem dan manajemen agribisnis yang baik dan benar yang akan memberikan hasil optimal demi kesejahteraan para stake holder yaitu konsumen, customer, karyawan, pemegang saham, masyarakat, Bangsa dan Tanah Air Indonesia.
 Nama PT. Kepurun Pawana Indonesia, merupakan gabungan dari 3 kata yakni, Kepurun adalah nama desa dimana kegiatan usaha PT. KPI dipusatkan, terletak di lereng gunung Merapi dengan ketinggian 600 m dpl, termasuk wilayah kecamatan Manisrenggo, kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Pawana adalah kata dalam bahasa Sanskerta berarti angin. Indonesia adalah Negara, tanah tumpah darah tercinta. Dengan menggabungkan ketiga kata tersebut menjadi Kepurun Pawana Indonesia, para penggagas dari Kepurun akan bertiup angin segar yang memberi harapan membangun kehidupan untuk masa depan yang lebih baik ke seluruh pelosok tanah air Indonesia.
Text Box: 13PT. KPI merupakan realisasi peran PT. PLN (Persero) yang disamping sebagai Badan Usaha Milik Negara, dituntut meraih keuntungan bagi negara, namun juga harus menjalankan fungsi sosial yakni sebagai agen pembangunan.PT. KPI merupakan badan usaha di bawah binaan PT. PLN (Persero) khususnya Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK) PT. PLN (Persero). PT. KPI, pada awalnya merupakan perusahaan yang dibentuk sebagai program kemitraan antara swasta dan BUMN (PT. PLN (Persero)) yang diperkuat melalui kerja sama dengan perguruan tinggi (UGM). Program-program usaha PT. KPI yang senantiasa berlandaskan hasil pengkajian teknologi yang dalam penerapannya diharapkan mampu menghasilkan produk-produk yang bermanfaat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani dan peternak. Di masa datang diharapkan usaha PT. KPI dapat berkembang merambah sektor agribisnis dalam arti luas. Unit Jasa Pelatihan merupakan ”ke-khas-an” PT. KPI. Unit Jasa Pelatihan berupaya melatih dan mengembangkan sumber daya manusia bagi para pengelola perusahaan maupun masyarakat luas khususnya di sektor agribisnis maupun di sektor yang lain. Hal ini dilakukan mengingat kualitas sumber daya manusia di tanah air pada umumnya masih belum dapat diandalkan.
Dengan demikian, disamping menjalankan usaha-usaha yang profit oriented, PT. KPI juga memiliki komitmen untuk mengembangkan pengetahuan dan wawasan masyarakat luas di lapangan agribisnis. Sehingga maju dan berkembangnya PT. KPI juga berarti maju dan berkembangnya pengetahuan dan ekonomi masyarakat petani dan peternak. Hingga saat ini PT. KPI telah menyelenggarakan pelatihan bagi  masyarakat petani/peternak maupun calon purna karya atau purna tugas dari berbagai Instansi seperti PT. PLN (Persero), PT. Pembangkitan Jawa Bali (PT. PJB), PT. Indonesia Power, PT. Telkom DIVRE IV Jateng & DIY, PT. Pertamina, Dinas Peternakan Kab Gunungkidul DIY, BAPPEDA Kab Boyolali JATENG, dll.









 
2.    Profil PT Kepurun Pawana Indonesia
PT. Kepurun Pawana Indonesia (PT. KPI) adalah badan usaha (perseroan) swasta nasional, afiliasi Yayasan Pendidikan & Kesejahteraan PT. PLN (PERSERO) yang berdiri pada tanggal 28 Oktober 1997 berdasarkan akte notaris H. Daliso Rudianto, SH notaris dan PPAT di Yogyakarta, nomor  22 tanggal 28 Oktober 1997.
Nama Perusahaan        : PT. Kepurun Pawana Indonesia
Lokasi Perusahaan       : Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Kabupaten Klaten, Jawa 
                                       Tengah
Kota/Propinsi               : Yogyakarta
Kode pos
                     : 55142
Nomor Faks
                : 0274 543085
Telepon
                       : 0274 543084 - 0274 543085 - 0274 7474835.



 
3.    Stuktur Organisasi dan Visi Misi
Struktur Organisasi PT. KPI








UNIT USAHA –UNIT USAHA
 
 




















Gambar 1 Struktur Organisasi PT. KPI
Visi :
Diakui sebagai perusahaan nasional yang bertumbuh kembang, unggul, terpercaya dan memberikan manfaat bagi umat manusia dan lingkungan dengan bertumpu pada kekayaan sumber daya alam dan insani tanah air Indonesia.



 
Misi :
a. Menjalankan dan mengembangkan Usaha Jasa Konsultasi dan Training Centre agribisnis serta agroindustri dan bidang usaha lain yang terkait, berorientasi kepuasan masyarakat/pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
b. Mengupayakan agar agribisnis dan agroindustri menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
c. Membantu pengembangan kegiatan usaha agribisnis dan agroindustri yang berwawasan lingkungan dan kelestarian alam.
d. Membantu pengembangan wilayah/daerah pedesaan berbasis pada potensi, kearifan, budaya dan keunggulan lokal berwawasan global.
B.  Sumber Daya Manusia
Manusia dapat diartikan sebagai tenaga kerja yang dapat menimbulkan rasa lelah yang ditujukan untuk menghasilkan benda ekonomi. Dimana tenaga kerja dapat dibedakan menjadi angkatan kerja dan tenaga kerja. Dalam perusahaan mencari tenaga kerja yang mempunyai keahlian khusus seperti pembuatan bakso, pemerasan susu, memanen hasil tanaman. PT. KPI menyeleksi karyawan dengan cara perekrutan dari masyarakat sekitar dengan pelatihan khusus. Pada saat pelatihan harus ada pengawasan sehingga perusahaan benar-benar mendapat karyawan yang memenuhi kualifikasi perusahaan.
a.    Perekrutan
PT. Kepurun Pawana Indonesia merekrut tenaga kerja 80% dari masyarakat sekitar Desa Kepurun dan selebihnya 20% berasal dari luar sekitar Desa Kepurun. Tenaga yang dibutuhkan adalah petani, lulusan dalam jenjang apa saja yang berkompeten dalam pertanian serta kesehatan, yang jujur, mau bekerja keras, loyalitas serta yang memiliki konsistensi tinggi. Proses perekrutan tenaga kerja dengan cara Memasukkan atau mengirimkan lamaran, kemudian dari perusahaan memproses lamaran, lalu melakukan penyeleksian, lalu diadakan tes tertulis, wawancara dan kemudian penerimaan.
b.    Job description
Tenaga kerja di PT. KPI dibagi menjadi beberapa bagian bidang yaitu bagian konsultan, administrasi, personalia, keamanan, ternak, pertanian, pengolahan, pemasaran, promosi dan customer service, gudang dan lain-lain.
c.    Kompensasi (Gaji dan Upah)
Upah yang diberikan oleh PT. Kepurun Pawana Indonesia yaitu rata-rata dan minimal batas UMR Kabupaten Klaten. Perusahaan ini menggunakan sistem kekeluargaan sehingga memberikan kompensasi kepada tenaga kerja, semisal berupa tunjangan hari raya.
C.  Teknik budidaya bayam merah
Budidaya bayam merah belum banyak diketahui oleh masyarakat luas. Bayam dikembangbiakkan dengan bijinya. Biji bayam disebar secara merata diatas pot/tempat budidayanya. Setelah 3-5 hari biji bayam akan tumbuh. Setelah tinggi bayam 10 cm pindahkan ketempat penanaman yang lebih luas. Siram bayam dan beri pupuk secukupnya. Setelah 1 bulan bayam siap di panen.
Budidaya bayam merah ini menggunakan teknik screen house. Screen house didefinisikan sebagai bangunan tertutup yang transparan untuk menumbuhkan atau melindungi tanaman. Istilah lainnya didefinisikan sebagai sebuah bangunan yang dapat memberikan kondisi optimal untuk pertumbuhan tananam. Faktor lingkungan sendiri seperti suhu, sinar matahari, kelembaban dan udara.
a.    Benih
Bayam dikembangkan melalui biji. Biji bayam yang dijadikan benih harus cukup tua (+ 3 bulan ). Apabila tanaman masih muda sudah diambil bijinya, daya simpan benih tidak lama dan tingkat perkecambahan rendah. Benih bayam yang berkualitas tinggi dapat disimpan selama 1 tahun. Benih bayam tidak memerluhkan masa dorman jadi, benih yang baru dipanen sebenarnya sudah siap untuk langsung ditanam.


b.    Persiapan lahan
Lahan dicangkul sedalam 20-30 cm supaya gembur. Selanjutnya buat bedengan dengan arah membujur dari barat ke timur agar mendapatkan cahaya penuh. Lebar bedengan sebaiknya 100 cm, tinggi 30 cm dan panjang sesuai kondisi lahan. Jarak antar bedengan 30 cm.
c.    Pemupukan
Setelah bedengan diratakan, 3 hari sebelum tanam berikan pupuk dasar (pupuk kandang kotoran ayam) dengan dosis 20.000 kg/ha atau pupuk kompos organik hasil fermentasi (kotoran ayam yang telah difermentasi) dengan dosis 4 kg/m2. Sebagai starter tambahkan urea 150 kg/ha (15 g/m2) diaduk dengan air dan
d.    Penanaman/Penaburan Benih
Dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1.    Ditebar langsung di atas bedengan, yaitu biji dicampur dengan pupuk kandang yang telah dihancurkan dan ditebar secara merata di atas bedengan.
2.    Ditebar pada larikan/barisan dengan jarak 10-15 cm, kemudian ditutup dengan lapisan tanah.
3.    Disemai setelah tumbuh (sekitar 10 hari) bibit dibumbun dan dipelihara selama + 3 minggu. Selanjutnya dipindahkan ke bedengan dengan jarak tanam 50 x 30 cm. Biasanya untuk bayam petik.
e.    Pemeliharaan
Bayam yang jarang terserang penyakit (yang ditularkan melalui tanah), adalah bayam cabut. Bayam dapat berproduksi dengan baik asalkan kesuburan tanahnya selalu dipertahankan, misalnya dengan pemupukan organik yang teratur dan kecukupan air, untuk tanaman muda (sampai satu minggu setelah tanam) membutuhkan air 4 l/m2/hari dan menjelang dewasa tanaman ini membutuhkan air sekitar 8 l/m2/hari.
f.     Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
Jenis hama yang sering menyerang tanaman bayam diantaranya ulat daun, kutu daun, penggorok daun dan belalang. Penyakit yang sering dijumpai adalah rebah kecambah (Rhizoctonia solani) dan penyakit karat putih (Albugo sp.). Untuk pengendalian OPT gunakan pestisida yang aman mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik. Penggunaan pestisida tersebut harus dilakukan dengan benar baik pemilihan jenis, dosis, volume semprot, cara aplikasi, interval dan waktu aplikasinya.
g.    Panen
       Bayam cabut biasanya dipanen apabila tinggi tanaman kira-kira 20 cm, yaitu pada umur 3 sampai dengan 4 minggu setelah tanam. Tanaman ini dapat dicabut dengan akarnya ataupun dipotong pangkalnya. Sedangkan bayam petik biasanya mulai dapat dipanen pada umur 1 sampai dengan 1,5 bulan dengan interval pemetikan seminggu sekali.
h.    Pasca panen.
       Tempatkan bayam baru panen di tempat yang teduh atau merendamkan
bagian akar dalam air dan pengiriman produk secepat mungkin untuk menjaga kesegarannya.









D. Analisis Usahatani
Analisis usahatani di PT. KPI adalah menghitung pendapatan, penerimaan dan keseluruhan biaya produksi. Analisis usahatani PT. KPI dihitung dalam per satu kali tanam, yaitu 1 bulan. Analisis usahatani Kepurun Pawana Indonesia adalah sebagai berikut :
1.    Penerimaan                                                                                8.400.000
2.    Biaya                                                                                                                      
a.    Biaya tetap                                                               
Pajak                                                 1.417  
Penyusutan                                      
Cangkul                                        1.600
Gembor                                        1.000
Screen house                                16.667
b.    Biaya variabel          
Penggunaan tenaga kerja     
Pengolahan tanah                         75.000            
Penanaman                                   37.500
Pemupukan                                  37.500
Pemeliharaan                                300.000
Pengendalian hama                          -
Pengairan                                     625.000
Pemanenan                                   28.125
Sarana produksi
Benih                                            450.000
Pupuk kandang                            450.000
Abu                                              4.000
Pestisida organik                          0
Pengepakan                                  100.000
Total biaya                                                                                 2.127.809       
Pendapatan                                                                                6.272.191



 
R/C Ratio     =   Penerimaan
                                    Total biaya
                              =   8.400.000
                                    2.127.809
                              =  3,94772
Analisis usahatani bayam merah di PT. KPI menghasilkan produksi total sebanyak 700 kg per musim dan harga Rp 12.000 per kilogram, maka penerimaan total usahatani adalah Rp 8.400.000,00. Penerimaan total usahatani PT. KPI dapat menutup biaya produksi usahatani yaitu biaya variabel dan biaya tetapnya sebesar Rp 2.127.809,00. Pendapatan usahatani adalah Rp 6.272.191,00. Perhitungan R/C Ratio yang lebih besar dari satu yaitu 3,94772 maka usahatani tersebut layak untuk dikembangkan. Biaya produksi yang dikeluarkan oleh PT. KPI cukup efisien, sehingga biaya produksi dapat ditutup oleh penerimaan yang lebih besar daripada biaya produksi usahataninya. Usahatani yang dikembangkan tersebut mampu memberikan profit bagi PT. KPI dalam mensejahterakan seluruh kelompok tani yang tergabung dalam PT. KPI tersebut.
E. Strategi Penetapan Harga dan Pemasaran
Di  dalam proses penetapan harga jual suatu produk, perusa­haan hendaknya mengikuti prosedur yang terdiri dari enam langkah pokok, yaitu memilih sasaran harga, menentukan permintaan, memperkirakan biaya, menganalisis pesaing, memilih metode harga dan memilih harga akhir. Langkah pertama adalah memilih sasaran harga, seperti misalnya bertahan hidup, maksimalisasi keuntungan jangka pendek, volume penjualan, permintaan pasar, unggul  dalam  pangsa pasar,  persaingan, prestise atau status quo. Perusahaan bertujuan bertahan hidup akan berusaha dengan menurunkan harga. Laba tidak begitu dipentingkan, selama harga dapat menutupi biaya variabel dan sebagian biaya tetap. Sasaran ini hanya untuk jangka pendek dan diharapkan dalam jangka panjang perusahaan.
PT. KPI dalam strategi penetapan harga tidak bisa menetapkan harga dari setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Akan tetapi, harga yang ditetapkan disesuaikan dengan produk dipasaran. PT. KPI tersebut lebih mementingkan kualitas produk. Penetapan harga di PT. KPI juga mempertimbangkan (Harga Pokok Penjualan) HPP yaitu mempertimbangkan keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh PT. KPI terkait biaya produksinya agar harga yang ditetapkan memberikan penerimaan yang dapat menutup keseluruhan biaya. Penetapan HPP dapat mengetahui laba yang diinginkan perusahaan. Apabila harga jual lebih besar dari harga pokok penjualan maka akan diperoleh laba, dan sebaliknya apabila harga jual lebih rendah dari harga pokok penjualan akan diperoleh kerugianAdanya penetapan margin keuntungan akan menghindarkan perusahaan dari kerugian atas penetapan harga yang dilakukan terhadap produk yang dijual.
F.         Kebijakan Pemerintah
PT KPI merupakan perusahaan yang bergerak dibidang agribisnis. PT. KPI tidak banyak merasakan kebijakan pemerintah. Pada saat BBM naik maka harga-harga input juga naik sehingga harga jual sayuran naik, kenaikan ini disebabkan oleh harga bahan-bahan dan biaya jasa pengangkutan ikut naik. PT. KPI bisa sedikit dirugikan dengan kebijakan pemerintah tersebut.
G. Kendala - kendala dan Solusi
Kendala-kendala yang dihadapi oleh PT. KPI adalah sulitnya mempertahankan harga jual produk dipasaran, dan adanya ketidaktentuan iklim yang ada di Indonesia mempengaruhi hasil produksinya. Selain itu dorongan dari pemerintah mengenai pendanaan juga kurang diperhatikan. Adapun solusinya adalah pemerintah lebih memperhatikan agar PT. KPI lebih bisa meningkatkan hasil produksi dengan cara memberikan bantuan dana.
                                                                                                                                                                   V.      PENUTUP
A.    Kesimpulan
      Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.      R/C Ratio dari usaha tani di PT. KPI adalah 3,94772. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa usaha tani di PT. KPI ini layak untuk dikembangkan dan memberikan pendapatan yang layak bagi petani.
2.      PT. KPI bergerak dalam bidang agroindustri dan agribisnis yang mengembangkan peternakan, perikanan, sayuran, dan makanan olahan.
3.      Pemerintah tidak mempunyai kebijakan yang khusus terhadap produksi ataupun pemasaran dari PT. KPI.
4.      PT. KPI lebih mengutamakan pada bidang pelatihan dan pengembangan pasca pensiun.
B.     Saran
Bersadarkan praktikum yang telah dilakukan, kami menyarankan :
1.      PT. KPI sebaiknya menambah sektor pertanian pada tanaman herbal.
2.      Bagian pemasaran dari PT. KPI dapat lebih dalam mengenalkan produknya sehingga dapat meluaskan daerah untuk pendistribusian hasil produksi.
3.      Sebaiknya PT. KPI lebih mengembangkan pemasarannya secara lebih luas..
4.      Kepada para praktikan lebih serius dalam menjalani seluruh kegiatan kunjungan industri.
5.      Pada saat praktikum, para praktikan harus mengetahui segala aspek industri dan semua kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh PT. KPI



DAFTAR PUSTAKA
Arifin, S. 2007. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Dan Triakontanol Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Biji Bayam. Jurnal Agronomi . 11 (1).
Dalimartha, S. 2002. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar. Puspa Swara. Surabaya.
Downey, W. 1992. Manajemen Agribisnis. Erlangga. Jakarta.
Dwi, W. 2011. Analisis Pendapatan dan Titik Impas Usahatani Mentimun (Cucumis sativus L).  Jurnal Agribisnis. 8 (2) : 29.
Marwoto. 2008.Strategi dan Komponen Teknologi Pengendalian pada Tanaman Bayam. Jurnal Litbang Pertanian, 27 (4).
Rahmi, A. 2011.  Analisis Usahatani Cabai Besar pada Usahatani Organik. Jurnal perdesaan. 1 (1) : 3.
Rukamana, R. 2000. Seri budidaya Bayam. Kanisius. Yogyakarta.
Soekartawi. 2006. Analisis Usahatani. UI Press. Jakarta.
Soepardi, O. 2008. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sukirno, S. 2003. Pengantar Mikroekonomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.






 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar